Belum lama kita berdukacita atas apa yang telah terjadi pada saudara – saudari kita di bumi cenderawasih, dengan banjir bandang di Wasior, Papua Barat. Kini, awan duka menyelimuti ibu pertiwi. Isak tangis pun mengiringi bencana yang tengah mengguncang negeri tercinta ini.
26 Oktober 2010, Kepulauan Mentawai dihantam gempa dengan kekuatan 7,2 skala ricther, disusul dengan tsunami setinggi 4 meter. Korban yang berjatuhan pun mencapai 449 jiwa. Tidak hanya itu saja, dihari yang sama bencana juga menghampiri Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung Merapi mengeluarkan amarahnya dengan hebatnya.
Abu vulkanik bertebaran dengan diiringi awan panas, atau yang biasa disebut warga sekitar dengan nama yang terbilang unik, wedul gembel, menghantui dan memberikan ancaman pada warga sekitar. Kekuatan dari wedus gembel tersebut memang mengerikan, ini dapat kita lihat dari banyaknya korban yang berjatuhan.
Diantara mereka yang meninggal dunia, terdapat sosok fenomenal yang turut pulang kerumah Tuhan, dia adalah Mbah Maridjan. Juru kunci Gunung Merapi ini, ditemukan oleh tim SAR dengan posisi bersujud mengenakan batik, dan tubuhnya pun hangus.
Manusia memang mampu menciptakan teknologi untuk mengetahui gejala alam, seperti gempa bumi, tsunami, maupun letusan gunung berapi. Akan tetapi, kita tidak mampu menahan kekuataan alam, karena kita hanyalah manusia biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar